PSI. PENDIDIKAN - BAB 13 : MOTIVASI, PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran

Jika mendengar kata motivasi, apa yang terpikir oleh teman-teman? Dukungan? Keinginan? Tetapi pengertian motivasi secara lengkap adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Maka, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

PERSPEKTIF TENTANG MOTIVASI
Perpektif Behavioral. Menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat.
Perspektif Humanistis. Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan denngan pandangan Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dengan urutan; fisiologis (lapar, haus, tidur); keamanan (bertahan hidup, perlindungan); cinta dan rasa memiliki (kasih sayang dan perhatian); haga diri (menghargai diri sendiri); aktualisasi diri (realisasi potensi diri).
Perspektif Kognitif. Menurut perspektif kognitif, pemikiran akan memandu motivasi. Perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusya tidak dilebih-lebihkan. R. W. White mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
Perspektif Sosial. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Ini tercermin dalam motivasi murid untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, orang tua dan guru.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin bekerja keras menghadapi ujian untuk mendapatkaan nilai yang baik.
Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mataa pelajaran yang diujikan itu. Ada 2 jenis motivasi intrinsik: 1) motivasi intrinsik dari determinasi diri dan pilihan personal. 2) motivasi intrinsik dari pengalaman optimal.

KECEMASAN DAN PRESTASI
Kecemasan adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Normal jika murid merasa cemas atau khawatir saat akan menghadapi kesulitan di sekolah, seperti saat akan ujian semester. Sejumlah program diciptakan untuk mengurangi tingkat kecemasan anak. Beberapa program menekankan pada teknik relaksasi. Program ini sering efektif untuk mengurangi kecemasan, tetapi tidak selalu menaikkan prestasi. Program ini dikhususkan terhadap aspek kekhawatiran, di mana program ini berusaha mengganti pemikiran yang destruktif dan negatif tentang kecemasan dengann pemikiran yang lebih positif dan konstruktif
Ekspetasi Guru. Ekspetasi kemungkinan akan mempengaruhi sikap dan perilaku murid terhadap guru. Salah satu strategi pengajaran yang penting adalah memantau ekspetasi anda dan pastikan anda punya ekspetasi positif terhadap semua murid termasuk yang berkemampuan rendah.

MOTIVASI DAN HUBUNGAN SOSIAL
Motif Sosial. Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Kebutuhan ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan yang akrab, hangat, dan personal.
Hubungan Sosial. Hubungan sosial dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain, dapat mempengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka.

Sumber :
Santrock, J. W. 2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Tri Wibowo BS. Jakarta. PRENADAMEDIA GROUP.

Share this:

,

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar